Jakarta -- Anggaran kurikulum 2013 sebanyak Rp 2,491 triliun. Anggaran
tersebut tersusun atas anggaran melekat sebanyak Rp 1,740 triliun (69,9
persen) dan anggaran tambahan sebanyak Rp 751,4 miliar (30,1 persen).
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kemdikbud,
Jakarta, Kamis (31/1/2013).
Mendikbud menyampaikan seluruh kegiatan dan anggaran pendidikan
telah dibahas bersama dengan Komisi X DPR termasuk di dalamnya terkait
langsung dengan kurikulum. Tidak mungkin membuat anggaran tanpa
pembahasan dengan Komisi X karena ini APBN, katanya.
Mendikbud merinci, anggaran melekat bersumber dari APBN Rp 991,8
miliar dan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 748,5 miliar. Dana itu
digunakan untuk pelatihan guru dan pengadaan buku untuk siswa dan guru.
Ada tidak ada kurikulum (anggaran melekat) sudah ada.
Khusus untuk jenjang sekolah dasar karena anggaran DAK dialokasikan
untuk nonbuku maka dianggarkan tersendiri, sedangkan pengadaan buku
untuk SMP dan SMA menggunakan DAK.
Adapun anggaran tambahan digunakan untuk penyiapan dokumen
kurikulum, penulisan buku, penggandaan buku, pelatihan guru, dan monev.
Dengan kurikulum baru, pelatihan dibuat tiga lapis mulai pelatihan
instruktur nasional, yang kemudian melatih guru inti dilanjutkan dengan
guru inti melatih guru kelas dan guru mata pelajaran yang diampu. Tidak
perlu khawatir ada hambalangisasi. Kita tidak ingin menambah perkoro.
Oleh karena itu, dibahas secara terbuka, tegas Menteri Nuh.
Penggunaan anggaran terbesar digunakan untuk penggandaan buku
sebanyak 72,8 juta eksemplar Rp 1,2 triliun dan pelatihan guru Rp 1,09
triliun. Harga satuan buku termasuk untuk pencetakan dan pengiriman
untuk jenjang SD sekitar Rp 7-8 ribu, sedangkan untuk SMP dan SMA Rp
17-20 ribu. Pelatihan guru tidak hanya untuk tahun ini saja, yang akan
mengajar di 2014 juga dilatih. Pelatihan dilakukan selama lima hari
termasuk biaya makan, katanya.
Mendikbud menegaskan, implementasi awal kurikulum 2013 dilakukan
bertahap. Untuk jenjang SD kelas 1 dan 4 atau sebanyak 10 persen
populasi. Sumber berita www.kemdikbud.go.id
sumber : http://dikmen.kemdiknas.go.id/html/index.php?id=berita&kode=251
Friday, February 15, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment