Saturday, April 18, 2015

Permen untuk Gilang



Pagi yang sejuk dengan hembusan angin sepoi-sepoi, 4 sekawan siswa SMP N 5 yang sedang membersihkan halaman depan kelas mereka. Mereka tampak sangat ulet membersihkan halaman kelas mereka dengan sapu lidi ditangan  mereka. Mereka menyapu dan tak membiarkan sehelai daun yang tertinggal. Mereka adalah Rani, Cindy, Ari dan Gilang. Cindy adalah Siswa yang cukup aneh, setiap hari ia selalu memakan permen, entah permen apa itu.
“Kita bagi tugas aja, biar lebih cepat selesai, “ usul Cindy.


“ide bagustuh, “jawab Ari”
Rani sama Gilang memberishkan halaman kelas yang bagian belakang, sementara aku dan Ari membersihkan halaman bagian depan,”kata Cindy.
“Aku protes, aku tidak mau sama Rani, aku sama Cindy aja,”bantah Gilang secara tiba-tiba.
“ya sudah, kamu sama aku,”jawab Cindy.


Rani dan Ari sudah hamper selesai membersihkan halaman belakang, sementara Cindy dan Gilang tampaknya masih lama untuk selesai. Karena Gilang hanya duduk sambil mengoceh tanpa membantu Cindy, sehingga membuat Cindy marah”kamu ini loh, bantuin aku donk” bentak Cindy.
“Ah…. ayolah jangan marah seperti itu Cindy,”jawab Gilang.
Rani melihat Cindy yang kelelahan , akhirnya membantu Cindy dan memerintahkan Gilang untuk pergi,” sudah lah Gilang, kamu pergi saja biar aku yang membantu Cindy.”
“Ah … Rani, kenapa kamu mengganggu saja,”jawab Gilang”
Mendengar ucapan Gilang, Rani kaget. “Apaa????”
“Oh bukan apa-apa, lupakan saja, “kata Gilang.

Bell  berbunyi 3 kali, pertanda jam pelajaran akan segera dimulai, untung saja Rani dan Cindy telah selesai. Mereka masuk ke kelas bersama-sama. Cindy disamping Rani. Sebelum guru masuk , mereka berbincang-bincang dahulu.
“Ran, kenapa sih Gilang itu nyebelin banget?? “Tanya Cindy.
“Mungkin Gilang suka sama kamu, Sin,”jawab Rani
“ IiiiiHH, jangan sampe dech, “kata Cindy
“Loh kenapa, Gilang-kan ganteng, baik lagi,”kata Rani
“tapi Gilang itu bikin aku kesel terus,”kata Cindy. Baru saja Rani ingin berbicara guru  sudah masuk ke kelas dan mereka mengakhiri perbincangan mereka.
Bell berbunyi tanda istirahat, saat itu Cindy dan Rani ingin kekanting. Cindy bangkit dari kursinya, tapi Cindy tersandung rok temannya yang panjang, hamper saja Cindy terjatuh tapi untungnya ditahan oleh Gilang, seperti dalam cerita fiksi, hati Cindy berdegup 2 kali lebih cepat dari biasanya. RAni yang melihat itu berkata “Owgh, seperti dalam cerita dongeng saja”.
Cindy yang menyadari itu langsung berdiri dan mengucapkan terima kasih pada Gilang. Wajah Cindy memerah, Cindy langsung menarik tangan RAni lalu menuju ke kantin.
“Kau kenapa si Cindy?” Tanya Rani.
“Aku gak apa-apa kok,”jawab Cindy
“Aku tau, pasti hatimu sedang berdegup kencang karena tadi, iya kan??!” kata Rani yang sedang menggoda Cindy.
“Mana mungkin aku tuh benci sama Gilang,”bantah Cindy
“Cindy…. Cindy benci sama cinta tuh beda tiis loh,”kata Rani
“arg, aku mengaku dech, walaupun Gilang itu membuatku kesal, tapi dia tuh bikin aku salah tingkah mulu, “kata Cindy.

Saat di Kantin Cindy membeli beberapa permen, lalu sebagian permen itu ia berikan pada Rani dan ia makan sisanya. Ia simpan di kantong sakunya, tiba-tiba Cindy yang sedang berjalan di tabrak oleh Gilang “aduh Gilang, kalo jalan itu lihat-lihat donk!”bentak  Cindy.
“iya maaf Cin,”jawab Gilang sinkat.
“Gilang melihat Rani sedang mengunyah permen
“Eh Ran, bagi Donk permennya”
“aku aja dapat dari Cindy, “kata Rani.
“Kamu mau, tunggu sebentar ya”seru Cindy
Cindy mengambil permen dari sakunya, dan ia memberikan permen kepada Gilang dan permen itu bertulis KAMU NYEBELIN di belakang kemasan. Gilang hanya tersenyum saat membanyanya. Rani dan Cindy pergi meninggalkan Gilang.

Akhirnya bell berbunyi lagi hari ini, mereka pualng sedikit lebih awal, Cindy tiba-tiba melesu karena ia tak bias melihat Gilang lagi.
Cindy tiba dirumah, Cindy langsung menuju kamar, ia merebahkab tubuhnya diatas kasur yang empuk. Matanya sesaat terpejam, di bayangkannya hanya ada Gilang, Gilang, dan Gilang..
“ah kenapa anak itu selalu menggangguku, bahkan saat ia tak dihadapan, masih saja menggangguku, “gumam Cindy.

Keesokan harinya, seperti biasa Cindy duduk dikursinya, betapa terkejutnya dia melihat Gilang yang duduk disampingnya sedang terluka, lalu Cindy bertanya.
“Gilang Itu kenapa?”
“ah bukan masalah besar”
“iya, tapi itu kenapa?”
“ini gara-gara aku main bola kaki sore kemarin”
“Harusnya hari ini kamu tidak usah sekolah, agar kamu bias istirahat”
“aku bosan dirumah, lagi pula di rumah sepi, gak ada oaring, kalau di sekolah bias ketemu kamu.”
“ah Gilang, kamu bias saja, aku jadi malu”
“Gak apa-apa kan aku memuji kamu”
“iya gak apa-apa, tunggu sebentar ya…!”
Cindy mengambil sesuatu di tasnya, ternyata sebuah permen yang ia beli  waktu di jalan menuju sekolah. Ia memberikan permen itu yang  bertuliskan CEPAT SEMBUH YA di belakang kemasannya. Ternyata bukan hanya Cindy yang memberikan permen, Gilang juga memberikan permen kepada Cindy dan bertuliskan TERIMA KASIH.

Mereka berdua tampak sangat kompak, mereka sama-sama membawa permen padahal sebelumnya tidak pernah janjian.
Cindy dan Gilang memang sering bertengkar, namun kali ini mereka bias akur.

 Karya :
 Lisa Damayanti Kelas VIII.A




0 comments:

Post a Comment