Thursday, May 21, 2015

Puisi Puisi Karya : Damara Salsa Billa

Kenangan usai panen raya


Pagi yang sejuk
Kubuka mataku kusaksikan alam yang indah
Kubuka kamarku
Yang langsung disapa oleh alam yang rindang
Yang disaksikan juga oleh ambun-ambun 
diselah-selah kenopi
Dan kulangkahkan kakiku kea lam bebas

Kulihat disawah yang kemarin ramai
Sekarang telah menjadi tenang
Ternyata, panen raya telah selesai
Kuingat pada hari lalu
Ketika panen raya tiba


Para petani bersorak gembira
Mengingat hasil jerih payahnya menanam padi
Mengingat usahanya membasmi para ulat
Yang akan membasmi padi-padi yang ia tanam
Dan kini hasil jerih payahnya lah yang dia
Saksikan dengan semangat
Kini kisah-kisah indah nan damai itu
Telah berlalu begitu saja tanpa terasa
Waktu tlah bergulir dengan cepat
Senyum-senyum manis yanga da disawah
Dihari kemarin, tlah hilang begitu indah
Gotong royong yang pernah terjadi
Dihari kemarin, tlah berlalu begitu damai
Kerja keras yang pernah terlihat
Dengan jelas ini berubah dengan bekas-bekas panen raya
Hari ini, telh berakhirnya panen raya
Panen raya yang menyisahkan sebongkah cerita
Cerita yang penuh perjuangan para petani
Cerita yang penuh dengan kenang dari petani




Harapan anak bukit

Kami hidup disini
Hidup disebuah pedesaan
Jauh dari penang yang besar
Jauh dari kemewahan dunia
Kami memiliki harapan bak seekor semut
Walau kecil tapi ingin dilihat dengan jelas
Kami ingin sekolah seperti anak kota
Memakai seragam yang bagus
Memakai sepatu yang elok
Kami sangat ingin seperti mereka
Wahai saudaraku yang jauh disana
Dengarlah harapan kami
Harapan bukit

Ibu

Kau bagaikan lautan bintang
Yang bersinar dihatiku
Kau slalu menyayangiku
Bagai air yang mengalir tanpa henti
Kasih sayangmu mengalahkan keindahan dunia

Ibu….
maafkan anamu ini bu….
Yang tidak sempat
Membalas semua itu
Aku akan pergi dari kehidupanmu ibu
Hanya selembar kertas ini
Yang bias aku berikan untukmu

Ibu….
Terima kasih untuk semuanya
Aku menyayangimu…





Bunda

Bunda…
Hari ini kulihat senyum dibibir merahmu
Engkau sangat menikmati kebahagiaan ini
Kan lihat  menggunakan toga ini

Bunda….
Aku telah menghitung inci demi inci kasih sayangmu
Yang sungguh besar nilainya hingga tak sanggup aku menghitungnya lagi…
Senandung kasih saying itu tak pernah berhenti keluar dari bbirmu

Bunda
Setiap hari setiap waktu bahkan setiap detik
Kau dan ayah selalu berusaha
Agar aku menjadi orang yang sukses

Bunda
Walaupun musim kering telah sampai disini
Tapi kau selalu membanjiri kebahagiaanku


MENGAIS MASA ITU

Aku disini
Untuk menyampaikan ini kepadamu
Untuk mengais masa itu

Dulu…
Aku adalah setangkai bunga mawar
Yang memiliki banyak kelopak
Yang duu engkau rawat
Dengan penuh kasih saying

Tapi mengapa…
Engkau patahkan tangkaiku
Engkau mencabutku dari akarku
Dan engkau lepaskan semua kelopakku
Ternyata…
Telah banyak bunga yang engkau tanam
Dan bunga itu telah kau enyahkan sebelum
Aku… dan kini hanya ada sisa
Satu kelopakku yang masih melekat
Indah ditangkai lemah ini





0 comments:

Post a Comment