Pagi
yang sejuk
Kubuka
mataku kusaksikan alam yang indah
Kubuka
kamarku
Yang
langsung disapa oleh alam yang rindang
Yang
disaksikan juga oleh ambun-ambun
diselah-selah kenopi
Dan
kulangkahkan kakiku kea lam bebas
Kulihat
disawah yang kemarin ramai
Sekarang
telah menjadi tenang
Ternyata,
panen raya telah selesai
Kuingat
pada hari lalu
Ketika
panen raya tiba
Para
petani bersorak gembira
Mengingat
hasil jerih payahnya menanam padi
Mengingat
usahanya membasmi para ulat
Yang
akan membasmi padi-padi yang ia tanam
Dan
kini hasil jerih payahnya lah yang dia
Saksikan
dengan semangat
Kini
kisah-kisah indah nan damai itu
Telah
berlalu begitu saja tanpa terasa
Waktu
tlah bergulir dengan cepat
Senyum-senyum
manis yanga da disawah
Dihari
kemarin, tlah hilang begitu indah
Gotong
royong yang pernah terjadi
Dihari
kemarin, tlah berlalu begitu damai
Kerja
keras yang pernah terlihat
Dengan
jelas ini berubah dengan bekas-bekas panen raya
Hari
ini, telh berakhirnya panen raya
Panen
raya yang menyisahkan sebongkah cerita
Cerita
yang penuh perjuangan para petani
Cerita
yang penuh dengan kenang dari petani
Harapan
anak bukit
Kami
hidup disini
Hidup
disebuah pedesaan
Jauh
dari penang yang besar
Jauh
dari kemewahan dunia
Kami
memiliki harapan bak seekor semut
Walau
kecil tapi ingin dilihat dengan jelas
Kami
ingin sekolah seperti anak kota
Memakai
seragam yang bagus
Memakai
sepatu yang elok
Kami
sangat ingin seperti mereka
Wahai
saudaraku yang jauh disana
Dengarlah
harapan kami
Harapan
bukit
Ibu
Kau
bagaikan lautan bintang
Yang
bersinar dihatiku
Kau
slalu menyayangiku
Bagai
air yang mengalir tanpa henti
Kasih
sayangmu mengalahkan keindahan dunia
Ibu….
maafkan
anamu ini bu….
Yang
tidak sempat
Membalas
semua itu
Aku
akan pergi dari kehidupanmu ibu
Hanya
selembar kertas ini
Yang
bias aku berikan untukmu
Ibu….
Terima
kasih untuk semuanya
Aku
menyayangimu…
Bunda
Bunda…
Hari
ini kulihat senyum dibibir merahmu
Engkau
sangat menikmati kebahagiaan ini
Kan
lihat menggunakan toga ini
Bunda….
Aku
telah menghitung inci demi inci kasih sayangmu
Yang
sungguh besar nilainya hingga tak sanggup aku menghitungnya lagi…
Senandung
kasih saying itu tak pernah berhenti keluar dari bbirmu
Bunda
Setiap
hari setiap waktu bahkan setiap detik
Kau
dan ayah selalu berusaha
Agar
aku menjadi orang yang sukses
Bunda
Walaupun
musim kering telah sampai disini
Tapi
kau selalu membanjiri kebahagiaanku
MENGAIS MASA ITU
Aku
disini
Untuk
menyampaikan ini kepadamu
Untuk
mengais masa itu
Dulu…
Yang
memiliki banyak kelopak
Yang
duu engkau rawat
Dengan
penuh kasih saying
Tapi
mengapa…
Engkau
patahkan tangkaiku
Engkau
mencabutku dari akarku
Dan
engkau lepaskan semua kelopakku
Ternyata…
Telah
banyak bunga yang engkau tanam
Dan
bunga itu telah kau enyahkan sebelum
Aku…
dan kini hanya ada sisa
Satu
kelopakku yang masih melekat
Indah
ditangkai lemah ini
0 comments:
Post a Comment