Thursday, January 26, 2012

Fenomena di Litosfer dan Atmosfer Bumi

  
Proses Pelapukan di Kulit Bumi 




Kerak bumi membungkus lapisan mantel yang memiliki ketebalan 2865 km. Bagian ini bersama kerak bumi membentuk lapisan yang disebut litosfer. Litosfer adalah bagian kulit bumi yang berada di bagian atas yang terdiri dari bebatuan. Proses-proses di litosfer yang berkaitan dengan pelapukan yaitu:
Pelapukan: memecahkan batuan dan mungkin mengubah susunan kimia batuan padat atau di dekat permukaan bumi.
Mass wasting: memindahkan material batuan yang sudah melapuk menuruni lereng di bawah pengaruh gravitasi.
Erosi: mengangkut material batuan baik yang sudah melapuk ataupun belum melalui agen yang bergerak, seperti air, angin atau es.

Pelapukan pada Kerak bumi adalah salah satu aktivitas yang disebabkan oleh tenaga dari luar (eksogen). Pelapukan yang terjadi yaitu:
pelapukan mekanik.
pelapukan kimiawi.
pelapukan organik.

 1. Pelapukan mekanik

Pelapukan mekanik adalah proses pemecahan batuan besar menjadi batuan lebih kecil tanpa ada perubahan kimia pada mineral penyusunnya. Pelapukan mekanik dapat terjadi akibat dari air, angin, dan aktivitas makhluk hidup. Air sungai yang mengalir dari pegunungan menuju laut melalui lintasan bebatuan yang tidak teratur bentuknya dan adanya air terjun menunjukkan bahwa adanya pelapukan bebatuan yang disebabkan oleh pengikisan air. Gelombang air laut yang bertemu dengan daerah laut yang dangkal atau menabrak pantai dapat memindahkan kerikil dan pasir.

 Pelapukan mekanik yang diakibatkan oleh aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar tumbuhan ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan. Retakan batuan akan melebar seiring dengan membesarnya akar tumbuhan. Pelapukan batuan secara mekanik dapat juga diakibatkan oleh aktivitas binatang seperti musang, tikus, kelinci, dan binatang-binatang lain yang lebih kecil seperti kumbang yang membuat sarangnya di daerah bebatuan.


2. Pelapukan kimiawi


Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut. Zat-zat yang tertanam di dalam kerak bumi (litosfer) pada dasarnya bersifat stabil, tetapi batuan di lapisan paling luar yang bersinggungan dengan atmosfer secara kimiawi lebih tidak stabil. Atmosfer yang banyak mengandung oksigen dan lembab menyebabkan batuan lebih mudah mengalami perubahan atau pelapukan kimia.


Pelapukan terjadi pada batuan yang bersifat kimiawi, misalnya air hujan yang turun ke bumi mengandung zat kimia yang dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi pelapukan. Proses pelapukan terjadi lebih cepat jika terjadi hujan asam jika dibanding dengan hujan biasa. Uap air yang menjadi hujan asam mengandung zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang), air hujan yang turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang terbawa air hujan akan bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang terkandung di dalam batuan lebih cepat.


3. Pelapukan Organik

Pelapukan organik yaitu pelapukan yang diakibatkan oleh pengaruh zat organik atau makhluk hidup. Zat-zat organik tersebut misalnya berasal dari mikroorganisme, sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang membusuk. Jasad renik, lumut, jamur, cacing, dan siput termasuk yang dapat menyebabkan pelapukan organik.

0 comments:

Post a Comment