Namaku Afifa Azahra Roqtuwuallah.
Aku tinggal di Jakarta pada saat libur aku di ajak ke desa tanjung jati,muara
enim desa tanjung jati adalah kampung kelahiran ayah dan ibuku.
Disana
aku mempunyai sahabat yang bernama Denis Finata Farasita yang sering di panggil Fita adalah anak yang
sederhana. Pekerjaan fita mengembala ternak.
Umumnya anak kota menganggap remeh
anak kampung. Apalagi kalau anak kampung itu tidak sekolah.mulainya aku
mempunyai perasaan demikian. Aku menganggap fita tidak ada apa-apanya. Ia
seringkali ku ajak berkelahi dan kumaki,tetepi ia tidak pernah melawan.
Pada suatu sore ak berenang di
sunngai.sebaiknya janggan terlalu ke tenggah. Di tenggah arusnya sanggat
deras,”ujar fita.”
Tanpa pikir panjang aku langsung
menjawab,”fit,aku ini jago berenang .nilai berenangku saja di sekolah sembilan.
“nih,lihat !”kataku sambil berenang
ke tenggah sungai. Di tenggah-tanggah sungai badanku seperti berputar-putar
arus sunggai seakan-akan aku ditarik ke bawah oleh arus itu. Badanku terasa
lemas dan air sungai banyak terminum olehku.perutku mulai menggembung penuh air
dan aku hampir pingsan.
Namun, tiba-tiba ada yang menarik
tangganku ke tepi sungai. Teryata yang menolongku adalah fita.
Aku merasa malu terhadap Fita karena
bersikap sombong. Didalam hatiku ak bertanya,”aku ini anak yang sombong, sok
jago, sok pintar.”
Sejak itu,aku menyadari bahwa
walaupun fita anak kampung hati dan jiwanya mulia. Hatinya lebih baik dan lebih
bersih dari diriku.ia suka menolong
orang lain.
Akhirnya aku meminta maaf kepada
fita.
“maaf kan aku,fit.aku malu karena
bersikap sombong aku juga terlalu angkuh dan sering menghianatimu. Sekali lagi,
ak mintak maaf.”
“tidak apa-apa. Aku tidak pernah
marah padamu,kok tanpa diminta,aku sudah memaafkan kanmu,”sahut fita tulus.
“terima kasi,fit,kamu memang teman
yang baik ak merasa terharu atas ketulusan fita.sejak peristiwa itu,aku san
fita menjadi sahabat.
Karya
: rohana fitriani,neta andriani
0 comments:
Post a Comment