Monday, February 1, 2016

HAMPIR TENGGELAM DI SUNGAI


Namaku Afifa Azahra Roqtuwuallah. Aku tinggal di Jakarta pada saat libur aku di ajak ke desa tanjung jati,muara enim desa tanjung jati adalah kampung kelahiran ayah dan ibuku.
            Disana aku mempunyai sahabat yang bernama Denis Finata Farasita  yang sering di panggil Fita adalah anak yang sederhana. Pekerjaan fita mengembala ternak.
          Umumnya anak kota menganggap remeh anak kampung. Apalagi kalau anak kampung itu tidak sekolah.mulainya aku mempunyai perasaan demikian. Aku menganggap fita tidak ada apa-apanya. Ia seringkali ku ajak berkelahi dan kumaki,tetepi ia tidak pernah melawan.
            Pada suatu sore ak berenang di sunngai.sebaiknya janggan terlalu ke tenggah. Di tenggah arusnya sanggat deras,”ujar fita.”
            Tanpa pikir panjang aku langsung menjawab,”fit,aku ini jago berenang .nilai berenangku saja di sekolah sembilan.

            “nih,lihat !”kataku sambil berenang ke tenggah sungai. Di tenggah-tanggah sungai badanku seperti berputar-putar arus sunggai seakan-akan aku ditarik ke bawah oleh arus itu. Badanku terasa lemas dan air sungai banyak terminum olehku.perutku mulai menggembung penuh air dan aku hampir pingsan.
            Namun, tiba-tiba ada yang menarik tangganku ke tepi sungai. Teryata yang menolongku adalah fita.
            Aku merasa malu terhadap Fita karena bersikap sombong. Didalam hatiku ak bertanya,”aku ini anak yang sombong, sok jago, sok pintar.”
            Sejak itu,aku menyadari bahwa walaupun fita anak kampung hati dan jiwanya mulia. Hatinya lebih baik dan lebih bersih  dari diriku.ia suka menolong orang lain.
            Akhirnya aku meminta maaf kepada fita.
            “maaf kan aku,fit.aku malu karena bersikap sombong aku juga terlalu angkuh dan sering menghianatimu. Sekali lagi, ak mintak maaf.”
            “tidak apa-apa. Aku tidak pernah marah padamu,kok tanpa diminta,aku sudah memaafkan kanmu,”sahut fita tulus.
            “terima kasi,fit,kamu memang teman yang baik ak merasa terharu atas ketulusan fita.sejak peristiwa itu,aku san fita menjadi sahabat.
                                                                                               




                                                                              Karya : rohana fitriani,neta andriani    

0 comments:

Post a Comment