Monday, February 1, 2016

PUTRI ALOR


Malam itu sang putri bersedih hati.Dia menutup telinganya dari suara jangkrik dan kunang-kunang yg bersenda gurau.Putri menutup mata sehingga ia tak melihat bintang dan bulan yg bersinar.Di pesisir pantai pulau Alor,NTT,ia hanya termenung dalam pejamnya.
            Seorang nelayan yg melihat keadaan Putri merasa khawatir.“Wahai Putri,apakah gerangan yg membuat mu muram malam ini?”
            Putri membuka mata nya pelan-pelan.Matanya berkaca-kaca.          
“Kau tahu apahal yg paling menyedihkan di dunia ini?Seumur hidup ku,Ibunda Ratu tak penah memarahi ku.Tapi,hari ini dia melakukannya kepada ku.Aku begitu sedih.”
            “Apa yg menyebab kan sang Ratu marah kepada mu?”
            Putri menceritakan keluh kesah nya pada seorang Nelayan itu,“Tinggal di Alor adalah suatu kenikmatan bagi ku.“Ujar Putri Alor,sambil bersedih”.“Air laut yg jernih,pasir yg putih,Biota laut yg beragam,di tambah bukit dan pegunungan terjal yg menambah pesona,serta keramahan seluruh Rakyat Ku.Kau pun tahu betapa bahagia nya aku di kelilingi tanah sebelah timur FLORES ini.Tapi Ibunda Ratu yg sedang sakit malah memarahiku.Menurut Ibunda Ratu,Aku terlampau senang bermain dan lupa kewajibanku sebagai Putri di tanah ini.”
            Putri menghela napas sejenak.            
“Dan Putri Berkata Aku Mencintai Alor,itulah sebabnya aku gemar berkeliling.Ibunda Ratu berpikir, aku hanya bermain-main,padahal aku memerhatikn setiap sudut tempat ini dan memastikan tiada cela sedikit pun yg menjadikan pulau rusak.”
            Putri merapikan kain tenunan khas Alor,Kawate yg terjuntai di tubuh nya.sambil mengusap air matanya,ia mengingat nasihat nelayan muda itu.
            Jika berkenan Engkau mendengar kan ku,kembalilah ke Istana dan temui Sang Ratu.Katakan pada nya bahwa penyu hijau masih meletakkan telur-telurnya di dalam pasir Alor yg Putih dan Memesona.Kabarkan tentang Terumbu Karang dan ikan laut yg masih bernapas dalam birunya Alor.Ceritakan pula mengenai bukit yg hijau dan pegunungan terjal nan indah.Sampaikan juga salamku untuk Ratu,ceritakan aku nelayan yg masih dapat bertahan hidup di tanah ini.Kami juga akan menjaga tempat ini sebagaimana engkau menjaganya dengan penuh sukacita.”
            Sang putri sangat senang akan nasihat itu,“Terima kasih nelayan muda,ujar sang putri sambil tersenyum lebar.
            Putri pun bergegas kembali ke istana berbentuk limas dengan empat pilar berbingkai pohon asam.Putri tak sabar ingin menyatakan kepada Ibunda Ratu bahwa ia cinta tanah dan ingin terus menjaga kelestarian lingkungannya,agar tidak rusak dan semakin indah pada masa yg akan datang.Dan aku sangat berterima kasih pada nelayan itu karena telah menberiku nasihat dan Ibunda tak marah lagi pada ku,aku pun senang dan gembira sekali,kami pun hidup ruku dan bahagia bersama rakyat-rakyat ku.

“TAMAT”
KARYA:YUNISA MAHARANI 7A
 DISTRIA SALSABILA 7A


0 comments:

Post a Comment