Tepat pada saat kami keluar dari ruang
ganti pakaian, ada seseorang yg menabrak
ku, hingga membuat aku terjatuh cukup keras.
“aduuuuuuhhh.... sakitt., kalo jalan
itu liat.. liaaa...” kataku tiba-tiba terkejut, karena yang menabrak ku itu
adalah Dio, aku memberi julukan kedia itu bunglon karena matanya yang hitam itu
sangan imut kayak bunglon, dia adalah cowok yang dari dulu gua sukai, tapi
diam-diam,, hehe biasa akukan pemalu..
“maaf ya aku tadi nggak sengaja” kata
Dio dengan memancarkan sinar yang cemerlang.. dan aku hanya membalas dengan
mulut yang terbuka lebar
“psst.. louisa,, hei.. jawab” vinca
berbisik sambil menyenggol pundakku.
“ehh,, iiy,, iya, gak papa kok” kata
ku sedari menetralkan feelingku.
“sudah ya aku pergi dulu, sekali lagi
maaf ya” kata Dio dan memancarkan senyuman tipis dari bibirnya,
Sekali lagi aku hanya membalas dengan
membuka mulutku lebar-lebar, tetapi waktu dia pergi, entah kenapa kakiku
menjadi lemas, dan terjatuh sejenak.
‘loui,, kamu kenapa” kata yolan
cemas,, “aku tadi mimpi apa bisa ketemu my prince” kata ku dengan lemas,,
“yaelah Cuma gumam lo” cetus vinca
“biarin,, huh” balasku,, setelah itu
bel pun berbunyi tiga kali, yang berarti masuk kelas..
“yuk kita caw ke kelas” ajak yolan,,
“ayook” kata ku dan vinca ..
S
K
I
P
Kami seperti biasa, berjalan bersama,
rumahku lebih jauh dari mereka, jadi aku berjalan sendirian terus.
Tapi aku kali ini sangat beruntung,
aku bertemu dengan Dio yang sedang nongkrong disalah satu warung dekat rumahku,
dengan motor besar yang dibawanya, dia spintas melihatku dengan senyum
tipisnya,, dan aku malah berjalan lebih cepat dari sebelumnya, dan aku
mendengar teman-temannya mengolokku, tetapi aku terdiam karena mendengar suara
Dio yang khas itu membelaku, dan karena itu aku malah berlari sekuat tenaga,
dan cepat menuju rumahku yang kelang tiga rumah dari warung tersebut..
Dengan cepat aku melepaskan sepatuku
dan langsung menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa tanpa memperhatikan ada
ibuku dirumah dan mengabaikan salamnya, akupun pergi kekamar dan merebah
tubuhku ke kasur keropiku, nafasku masih tersenga kencang melihat ulah Dio
tadi, aku hanya berfikir aneh, kenapa saat ini dia sangat aneh, terpikir kenapa
aku hanya memikirkannya saja, aku langsung bangun dari tidurku, dan menuju
kemeja belajar, disana ada berbagai macam buku pelajaran dan buku-buku yang
lain, dan disana terlihat ada buku berwarna pink dengan tulisan My Diary, dengan cepat aku meraih buku
tersebut dan meraih pena biru bergaris putih.
Tangan kiriku bergerak lincah dan
membuat sebuah kalimat,
Dear Diary
Hari ini sungguh hari yang sangat aneh bagiku,
kenapa? Tadi bunglon senyum kepadaku, dan berkata maaf padaku, aku tau itu baik
tapi itu terasa sangat aneh, jarang-jarang dia tersenyum karena selama ini dia
hanya cuekin aku aja, jika aku menyapanya dia hanya berjalan cepat, seakan
takut dengan ku, atau hanya melirik sebentar seakan aku tidak ada di dunia ini,
tapi tak apa, aku berharap ini akan baik-baik saja.
Tepat aku selesai menulis diaryku,
ibuku langsung memanggilku menyuruhku untuk makan siang , dengan sigab aku
berganti pakaianku, karna sedari tadi aku masih memakai seragam sekolah jika
aku turun dengan masih berpakaian tersebut aku pasti kena marah dan dikurangkan
uang saku, setelah selesai mengganti pakaian aku langsung turun dan cepat ke
meja makan.
“siang bu” kataku sekilas dan langsung
di kursi
”iya, cepetan buka tu tudung saji”
kata ibuku
Tanpa dibilang dua kali aku langsung
membuka tudung tersebut, dan terlihat ayam semur dan sayur kangkung yang
menggiurkan dan uap yang masih mengepul bertanda itu masih hangat, aku
tersenyum karna itu masakan yang paling kusuka, dengan sigap kubalikkan piring
yang sudah tersedia dengan sendok dan mengambil nasi putih tersebut, aku
mengambil bagian paha bawah, karna itu bagian yang paling ku suka dan sesendok
sayur hijau yang menggiurkan, dengan cepat tangan kiriku beraksi mengambil
makanan tersebut dengan sendok dan piring yang beradu hingga membuat bunyi yang
lumayan berisik.
S
K
I
P
“bu, aku pergi ya!!” teriakku sambil
memasang sepatu berwarna abu-abu.
“mau kemana?!” teriak ibuku
“ketemu sama temen!” jawabku
“siapa?”
“vinca sama yolan”
“ooh,, iya hati-hati dijalan”
“iyaaa”
Aku bertemu dengan vinca dan yolan,
dan janjinya bertemu di mall tak jauh dari rumah kami, jadi aku hanya berjalan
saja ke sana. Pada saat dijalan terlihat dari kejauhan Dio dengan motor
besarnya, dan kemudian berhenti tepat dihadapan ku.
“kamu mau kemana?” tanya Dio dengan
gayanya yang cool
“eeh,, anu, ke mall” jawabku gugup
“bareng yuk..”
“eeh,, tapi cerbungnya mau di sambung
nanti...
BERSAMBUNG PART 3
0 comments:
Post a Comment